Jumat, 20 Januari 2012

NABI ISA AS part 2

Ia bergelar Almasih dan dipanggil
Ibnu Maryam, putra Maryam
(Q.3:45). Nabi Isa a.s. diutus Allah
Swt. sebagai nabi dan rasul. Ia
lahir tanpa ayah, tetapi bukan
karena zina. Sejak masih bayi, ia
berperilaku lain dari teman
sebayanya. Pada usia 12 tahun, ia
menuntut ilmu dengan
menghadiri diskusi para ulama di
Baitulmakdis. Pada usia 30 tahun,
ia menerima tugas kenabian di
Bukit Zaitun. Ketika itu ia sedang
beribadah bersama ibunya dan
dikelilingi oleh malaikat. Maryam
sudah tahu bahwa putranya
akan mendapat tugas kenabian
ketika hal itu diberitahukan
kepadanya. Setelah menerima
wahyu berupa Injil (Q.19:30;
57:27), ia memaklumkan
kerasulannya kepada Bani Israil.
Namun, para pemuka agama
marah, lalu menuntut agar Nabi
Isa membuktikan kerasulannya.
Ia menunjukkan sejumlah
mukjizat yang memperkuat
dakwahnya. Al-Qur'an
menegaskan bahwa Isa sama
sekali tidak memiliki sifat
ketuhanan, dan bukan "putra
Tuhan." Islam menolak gagasan
trinitas, yang menganggap Isa
sebagai Tuhan (Q.4:171; 5:17;
73-75; 116-117). Nabi Isa hanya
mengaku diri sebagai nabi dan
rasul, dan tidak pernah sebagai
Tuhan. Ia malah percaya kepada
Allah Swt., pencipta alam
semesta, termasuk pencipta
dirinya.
KELAHIRAN NABI ISA
Usia kandungan Maryam
semakin dekat pada hari
kelahiran. Maryam keluar dari
daerah pengasingannya untuk
menyelamatkan diri serta bayi
yang dikandungnya. Maryam
semakin merasakan gerak bayi
dalam kandungannya. Geraknya
semakin lama semakin kuat.
Karena merasa sakit, Maryam
membaringkan diri. Pada saat
itulah lahir seorang anak dari
rahimnya. Bayi ini adalah Isa bin
Maryam.
BAITULLAHAM
Setelah melahirkan, Maryam
merasa lapar dan haus. Ia
menggoyang- goyangkan pohon
kurma (Q.19:22-26) lalu
memakan buah kurma yang
terjatuh, dan minum air sungai
yang mengalir dekat pohon
kurma tempatnya bersandar. Ia
bersyukur kepada Allah Swt.
karena diberi kemudahan ketika
melahirkan putranya. Tempat
kelahiran Isa disebut Baitullaham
(Bethlehem), yang berarti
"tempat lahir". Kota ini terletak
sekitar 9,5 km di selatan
Yerusalem. Ketika Nabi Isa lahir,
Israil dijajah oleh bangsa Romawi.
BAYI PANDAI BICARA
Beberapa hari setelah
kelahirannya, Nabi Isa dibawa
pulang ke kampung ibunya.
Orang kampung berdatangan
melihat putra Maryam. Mereka
mencemoohkan Maryam karena
membawa bayi tanpa ayah.
Mereka menuduhnya berbuat
zina, padahal ia berasal dari
keluarga baik- baik. Maryam
tidak menanggapi tuduhan itu,
tetapi memberi isyarat kepada
bayinya. Tiba-tiba, bayinya
menjawab bahwa tuduhan itu
tidak benar. Jawaban ini berhasil
membungkam mulut mereka.
Begitulah Allah Swt.
memperlihatkan kekuasaan-Nya.
Nabi Isa dikhitan pada usia 8
hari, sesuai dengan syariat para
nabi sejak Nabi Ibrahim.
HAMBA TUHAN
Maryam lahir dari keluarga
Imran. Maryam berarti " tidak
bercela," juga bisa berarti
"hamba Tuhan." Ia diasuh oleh
Nabi Zakaria setelah ayahnya
meninggal. Ketika berada di
sebuah mihrab, Maryam
didatangi oleh seorang malaikat
untuk memberinya seorang putra
suci. Maryam terkejut karena ia
tidak pernah disentuh oleh laki-
laki. Ia khawatir akan
dicemoohkan jika ternyata ia
hamil. Ketika kandungannya
semakin besar, ia menjauhkan
diri dari Baitulmakdis. Ia pindah
ke desa kelahirannya, Nasirah
(Nasaret). Maryam melahirkan
seorang bayi tanpa suami
(Q.3:45-48, 59; 19:16-35; 21:91;
66:12).
HERODUS
Orang Yerusalem mengenal Nabi
Isa sebagai pemuda yang cerdik,
pintar, berani, tegas dalam
membela kebenaran, dan tidak
pernah tunduk dalam
menghadapi kebatilan. Sikap dan
pendirian ini diketahui oleh Raja
Herodus yang berkuasa di
Palestina. Ia menganggap Nabi
Isa sebagai musuh utama yang
bisa mengancam kedudukannya.
Herodus pun memutuskan untuk
membunuh Nabi Isa. Rencana
jahat ini sampai ke telinga
Maryam. Oleh karena itu,
Maryam segera menyelamatkan
putranya dengan mengungsi ke
Mesir. Maryam dan Nabi Isa
tinggal di Mesir selama 12 tahun.
Setelah Raja Herodus wafat, Nabi
Isa dan ibunya kembali ke
Palestina. Mereka menetap di
Nasirah (Nasaret). Sebutan "
Nasrani" (orang dari Nasirah),
yakni pengikut Nabi Isa, berasal
dari nama tempat ini.
BUKIT ZAITUN
Pada usia 30 tahun, Nabi Isa a.s.
sering pergi ke luar rumah untuk
mengasingkan diri dari
keramaian, membersihkan
nurani, dan mencari pencerahan
jiwa. Ketika menuju ke Bukit
Zaitun, Nabi Isa jatuh terduduk
dekat sebuah batu besar. Tiba-
tiba ada yang datang
menghampirinya, lalu
memintanya menjadikan batu
besar itu roti. Namun, Nabi Isa
tidak mengabulkannya.
"Kebesaran Tuhan hanya ada
pada Allah," kata Nabi Isa.
Mendengar jawaban ini, " orang"
itu yakin bahwa iman Nabi Isa
tetap teguh, lalu ia pun
menghilang. Nabi Isa sadar
bahwa yang menghampirinya itu
adalah iblis yang berusaha
menyesatkannya.
AHMAD
Ketika berada di Bukit Zaitun,
Nabi Isa bersujud dan bersyukur
karena selamat dari godaan iblis.
Tidak lama kemudian, Malaikat
Jibril mendatanginya, lalu
menyampaikan tugas kenabian
dan kerasulannya. Nabi Isa
menerima wahyu Allah Swt.
Kepadanya, Allah Swt.
menurunkan kitab suci Injil
(Q.4:171), pembenaran kitab suci
sebelumnya (Taurat), dan nubuat
tentang akan turunnya Al-Qur'an
kepada Nabi Muhammad Saw.
yang disebut Ahmad (Q.61:6).
DAKWAH NABI ISA
Nabi Isa a.s. mulai berjuang
menyiarkan ajaran Allah Swt.,
membeberkan kesalahan para
pemuka agama Yahudi, dan
menyadarkan mereka tentang
penyimpangan mereka dari
ajaran Nabi Musa. Karena itu, ia
berseru kepada Bani Israil agar
mereka mematuhi perintah dan
menjauhi larangan Allah Swt.
(Q.19:31-36). Ia berdakwah
supaya mereka bertobat, yakni
kembali ke jalan benar yang
telah dirintis oleh para nabi
sebelumnya. Namun, dakwah
Nabi Isa mendapat perlawanan
dengan berbagai fitnah dan
ejekan. Mereka memintanya
untuk membuktikan kenabian
serta kerasulannya dengan
maksud untuk menghilangkan
pengaruh dan wibawanya. Nabi
Isa menunjukkan beberapa
mukjizat kepada mereka, tetapi
tetap saja ada yang tidak
percaya.
MUKJIZAT
Nabi Isa a.s. dikaruniai oleh Allah
Swt. beberapa mukjizat, antara
lain menghidupkan orang yang
meninggal, menerima wahyu
kitab Injil, menurunkan hidangan
dari langit, menyembuhkan
sejumlah penderita penyakit serta
orang gila, memulihkan orang
pincang menjadi berjalan serta
orang bisu menjadi berbicara,
memelekkan orang buta sejak
lahir, dan membuat burung
hidup dari tanah liat (Q.3:49;
5:110).
TANAH MENJADI BURUNG
"Sesungguhnya aku telah
datang kepadamu dengan
membawa sesuatu tanda
(mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu
aku membuat untuk kamu dari
tanah berbentuk burung;
kemudian aku meniupnya,
maka ia menjadi seekor
burung dengan seizin Allah..."
(Q.3:49).
HIDANGAN DARI LANGIT
Dalam perjalanan dakwahnya,
Nabi Isa a.s. dan para al-
hawariyyun merasa lapar dan
dahaga. Untuk menenangkan
dan meningkatkan iman para
pengikutnya, Nabi Isa berdoa
agar Allah Swt. menurunkan
nikmat- Nya. Doanya dikabulkan.
Hidangan makanan dari langit
(Q.5:112-114) merupakan bukti
nyata kekuasaan Allah Swt. dan
kenabian Isa. Mereka menikmati
hidangan tersebut dan bersyukur
atas rahmat-Nya.
AL-HAWARIYYUN
Nabi Isa a.s. memiliki beberapa
sahabat, murid, dan pengikut
setia yang disebut al- hawariyyun
(Q.3:52; 5:111-115). Mereka
meyakini dakwah Nabi Isa,
berhati bersih, dan beriktikad
baik untuk membela serta
membantu perjuangan Nabi Isa.
Sebagian dari al- hawariyyun
berasal dari keluarga nelayan
seperti Syim'un, Adrius, Ya'qub,
dan Yuhanna. Ada juga yang
berasal dari keluarga pencuci
pakaian, yaitu Lukas, Thomas,
Markus, Yuhanna, dan beberapa
saudaranya yang masih kecil.
Mereka mempercayai ajaran Nabi
Isa dan mendapatkan pelajaran
darinya.
YUDAS
Salah satu pengikut Nabi Isa a.s.
berkhianat. Dengan tuduhan
palsu, ia mengadu kepada
penguasa Romawi bahwa Nabi
Isa akan memberontak dan
menggulingkan penguasa. Atas
petunjuk dari si pengkhianat
(Yudas), tentara Romawi
mengepung tempat
persembunyian Nabi Isa bersama
murid-muridnya. Dalam keadaan
berbahaya itu, Allah Swt.
menyelamatkan Nabi Isa. Nabi Isa
tidak disalibkan dan tidak pula
dibunuh, tetapi Allah Swt.
mengangkatnya (Q.3:55;
4:157-15cool.
(sumber: Ensiklopedi Islam untuk
Pelajar - no.3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar