Jumat, 13 Januari 2012

Nabi Nuh AS


Nabi Nuh adalah Nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.

Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan diantara dua Rasul dimana biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh Nabi yang meninggalkan mereka dan kembali syirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemunkaran dan kemaksiatan dibawah pimpinan iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang ditengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai Tuhan-Tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan gaib diatas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka. Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka "Wadd" dan "Suwa", kadangkala "Yaguts" dan bila sudah bosan digantinya dengan nama "Yatuq" dan "Nasr".

Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah kepada Allah Tuhan semesta alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemunkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada diatas dan dibawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pergantian malam menjadi siang dan sebaliknya. Semua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Disamping itu Nabi Nuh juga memberitahukan kepada mereka bahwa akan ada ganjaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya didunia yaitu surga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemunkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikaruniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang Nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadangkala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tenaganya berdakwah kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecakapan dan kesabaran dalam setiap kesempatan, siang maupun malam dengan cara bersembunyi atau terang-terangan dan terbuka hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi seratus orang. Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah, sedangkan orang yang kaya raya, berkedudukan tinggi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh , mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan menggagalkan usaha dakwah Nabi Nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh: "Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda daripada kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutus seorang Rasul yang membawa perintah-Nya, niscaya ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dapat diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani, orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat. Pengikut-pengikutmu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan sunggh-sungguh benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Jika agama yang engkau bawa dan ajaran-ajaran yang engkau berikan kepada kami itu betul-betul benar, niscaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. Kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudah bagi kami menerima ajakanmu dan dakwahmu. Engkau tidak mempunyai kelebihan diatas kami tentang soal-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup. Kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui daripadamu tentang hal itu semuanya. Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan bahwa engkau adalah pendusta belaka.
Nuh berkata, menjawab ejekan dan mengolok-olokkan kaumnya: "Adakah engkau mengira bahwa aku dapat memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakanku dan tetap tidak percaya terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahankan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakkan karena kedudukan dan harta benda yang kamu miliki. Aku hanya seorang manusia yang mendapat amanah dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap keras kepala dan tidak mau kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepadaku maka Allah yang akan menentukan hukuman-Nya dan ganjaran-Nya atas dirimu. Aku hanya utusan dan Rasul-Nya yang diperintah untuk meyampaikan amanah-Nya kepada hamba-hambanya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan adzab dan siksaan-Nya atas dirimu sekalian jika Ia kehendaki. Dialah pula yang berkuasa menurunkan siksa dan adzab-Nya didunia atau menundakannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata: "Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi dorongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh, dan hamba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pergaulanmu karena kami tidak dapat bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dapat menerima satu agama yang mensama ratakan para bangsawan dan para awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin".
Nabi Nuh menolak persyaratan kaumnya dan berkata: "Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai maupun yang bodoh, yang kaya maupun miskin, majikan ataupun buruh, diantara penguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama terhadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi persyaratan kamu dan mengabulkan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dapat kuharapkan untuk meneruskan dakwahku kepada masyarakat lain dan bagaimana aku sampai hati menjuhkan daripadaku orang-orang yang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan diantara di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dapat mempertanggung jawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahwa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada persyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dapat diterima oleh akal dan fikiran yang sehat. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sehat.
Pada akhirnya, karena mereka tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka: "Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bemujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan berdebat dengan kami. Datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami tetap masih belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu".

Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Nabi Nuh berada ditengah-tengah kaumnya selama 950 tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninggalkan pemyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syari'at dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mengangkat derajat manusia yang tertindas dan lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan qodratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan congkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan mendidik agar mereka berkasih sayang, tolong menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyadarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya, bertauhid dan beribadah kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai 100 orang, walaupun ia telah melaksanakan tugasnya dengan segala usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan caci maki kaumnya, karena ia mengharapkan akan datang masanya dimana kaumnya akan sadar diri dan datang mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesadaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurang dan bahwa sinar iman dan takwa tidak akan menembus dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan iblis. Hal mana Nabi Nuh membawa firman Allah yang bermaksud: "Sesungguhnya tidak akan seorang daripada kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka janganlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan".
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan adzab-Nya atas kaumnya yang keras kepala seraya berseru: "Ya Allah! Janganlah Engkau biarkan seorangpun daripada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal diatas bumi ini. Mereka akan berusaha menyesatkan hamba-hambaMU, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir seperti mereka".
Do'a Nabi Nuh dikabulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar